Oleh Kelompok 11 kelas PAI IB:
Nidaan
Khofiyyaani (210414074)
M. Faisal (210414062)
Fauzi Fakhruddin B. (210414047)
ULUMUL QUR’AN DAN STUDI ILMU-ILMU AL-QUR’AN
Penulis: Ahmad Muna’am AbrorBAB I
ULUMUL QURAN DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYAA
A.
Pengertian Ulumul Quran
Ulumul quran berasal
dari kta ulum (ilmu-ilmu) dan al- quran (kitab suci umat islam). Jadi, Ulumul
quran adalah segala pengetahuan/ ilmu-ilmu yang berkaitan dengan al-quran.
Tetapi yang termasuk dalam kategori Ulumul quran hanya ilmu-ilmu syar’iyyah
(agama) dan Arabiyyah ( Bahasa Arab) saja.
B.
Ruang lingkup Ulumul Qur’an
Terdapat 17 cabang
Ulumul Quran yang terpenting, yaitu:
1. Ilmu Mawatin
al-Nuzul (ilmu tentang tempat-tempat turunnya ayat).
2. Ilmu Tawarikh
al-nuzul (ilmu tentang masa dan tertib turunnya ayat).
3. Ilmu Asbab al-Nuzul
(ilmu tentang sebab/latar belakang turunnya ayat).
4. Ilmu Qira’ah (ilmu
tentang macampmacam bacaan al-quran).
5. Ilmu Tajwid (ilmu
tentang membaca al-quran).
6. Ilmu Garib al-quran
(ilmu tentang makna lafal yag ganjil/tidak lazim).
7. Ilmu I’rab al-quran (ilmu tentang lafal dan harakat
dalam ayat).
8. Ilmu Wujud wa
al-Nazair (ilmu tentang lafal al-quran yang ambigu).
9. Ilmu Ma’rifah al
Muhkam wa al-Mutasyabih.
10. Ilmu Nasikh wa
Mansukh (ilmu tentang nasikh mansukhnya al-quran)
11. Ilmu badai al-quran
(ilmu tentang keindahan, kesusastraan, dan ketinggian balaghah ayat-ayat
al-quran).
12. Ilmu I’jaz al-quran
(ilmu tentang kemu’jizatan al-Quran).
13. Ilmu tanasub ayat
al-quran (ilmu tentang kesucian antar ayat al-quran).
14. Ilmu Amsal al-quran
( ilmu tentang perumpamaan dalam al-quran).
15. Ilmu Aqsam al-quran
(ilmu tentang arti dan tujuan sumpah Allah dalam al-quran).
16. Ilmu Jidal al-quran
(ilmu tentang bentuk perdebatan dalam al-quran)
17. Ilmu Adab Tilawah
al-quran (ilmu tentang aturan membaca al-quran).
C.
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan
Ulumul Qur’an
Cabang-cabang Ulumul
quran mulai tumbuh secra terpisah pada abad ke -3 H, mulai dari munculnya ilmu
tafsir, asbab al-nuzul,nasikh wal Mansukh, manazila bi makkata mawa nuzila bil
madinati. Kemudian muncul ilmu ghorobil qur’an pada abad ke -4 H, amtsalil
qur’an pada abad ke -5 H, serta ilmu badi’ul qur’an, jadalil qur’an dan Aqmasil
Qur’an pada abad ke- 6 H.
Dalam
perkembangannya, Ulumul Qur’an dirintis daari masa ke masa yaitu:
1.
Dari kalangan Sahabat Nabi SAW : Para
Khulafatur Rasidin, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud, Zaid bin Tsabit,
Ubay bin Ka’ab, Abu Musa al-Asy’ari, dan Abdullah bin Zubair.
2.
Dari kalangan Tabi’in : Mujahid, Atha’
bin Yassar, Ikrimah, Qatadah, Hasan al-Basri, Said bin Jubair, dan Zaid bin
Aslam di Madinah.
3.
Dari Tabi’in : Malik bin Anas yang
memperoleh ilmunya dari Zaid bin Aslam.
Secara utuh Ulumul
Qur’an mulai muncul pada abad ke-5 H, ditandai dengan mulai dihimpunnya
bagian-bagian ulumul Qur’an, yang pertama kali dilakukan oleh Ali bin Ibrahim
bin Sa’id al-Hufi (w.430H) dalam karyanya al-Burhan fi Ulumil Qur’an. Dari abad
ke 6-14 H tidak lahir lagi ilmu-ilmu baru dalam ulumul Qur’an, tetapi ilmu-ilmu
yang sudah ada menjadi lebih berkembang dan meluas.
D.
Urgensi Ulumul Qur’an
Pentingnya Ulumul
Qur’an mencakup beberapa hal,yaitu:
1. Dengan Ulumul
Qur’an, seseorang akan mencapai pemehaman yang baik mengenai al-Qur’an.
2. Ulumul Qur’an
menjadi senjata yang ampuh dalam membela kesucian al-Qur’an.
3. Ulumul Qur’an mempermudah
penafsiran suatu ayat dalam al-Qur’an.
4. Dengan Ulumul Qu’an dapat diketahui semua yang berkaitan dengan al-Qur’an, sehingga dapat terhindar dari taklid membabi buta.
BAB II
NUZULUL QUR’AN
A. Pengertian Wahyu
Secara etimologi, wahyu berarti isyarat yang
tepat, ilham, risalah, dan pesan. Dalam IStilah lain, wahyu berarti
pemberitahuan Allah SWT kepada seorang hamba pilihan-Nya melalui cara yang
samar.
B. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf, diriwayatkan
secara mutawatir, membacanya dinilai ibadah, dan bernilai I’jaz walaupun satu
surat di dalamnya. Al-quran mempunyai banyak nama, diantaranya yaitu : Kitab,
al-furqan, dan lain-lain.
C. Proses Nuzulul
Qur’an
Nuzulul Qur’an adalah peristiwa turunnya
al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Proses turunnya al-Qur’an tersebut
meliputi: 1. Melalu mimpi, 2. Melalui malaikat Jibril, baik dalam wujud aslinya
maupun dalam wujud manusia, 3. Berupa suara, seperti bunyi lonceng, 4. Dari
balik tabir,seperti terjadi pada malam mi’raj.
D. Tahap-tahap turunnya
Al-Qur’an
Ada dua tahap turunnya al-Qur’an yakni:
1. Dari Lauh Mahfudz ke
langit bumi, al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan tepatnya pada malam
Lailatul Qadar.
2. Dari langit bumi ke
Rasulullah SAW, al-Qur’an turun berangsur-angsur dalam kurun waktu 23 Tahun (13
tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah).
E. Periodesasi Turunnya
Al-Qur’an
1. Periode pertama (
selama 4-5 tahun). Dimulai dari turunnya wahyu pertama (surat al-alaq), dan
ditandai dengan kandungan wahyu illahi yang mencakup tiga hal: 1. Pendidikan
bagi Rasulullah SAW, 2. Pengetahuan dasar mengenai sifat dan af’al Allah, 3.
Keterangan tentang dasar-dasar akhlak islamiah dan bantahan-bantahan umum
mengenai masyarakat jahiliah waktu itu.
2. Periode kedua (
selama 8-9 tahun). Terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan jahiliah,
hingga akhirnya ayat-ayat al-Qur’an mampu memblokade paham jahiliah dari segala
segi.
3. Periode ketiga
(selama 10 tahun). Ditandai adanya dakwah-dakwah al-Qur’an yang telah dapat
mewujudkan keleluasaan penganut-penganutnya dalam melaksanakan ajaran-ajaran
Islam di Yatsrib.
BAB III
MAKIYAH DAN
MADANIYAH
A.
Pengertian Makiyah dan Madaniyah
Makiyah adalah
surat-surat al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah. Sedangkan Madaniyah adalah
surat-surat al-Qur’an yang diturunkan di Madinah.
B.
Ciri-ciri Makiyah dan Madaniyah
1. Ciri-ciri Makiyah
a. Ayat serta suratnya
pendek dan berirama
b. Ditandai dengan
khitbah terhadap penduduk Mekkah, seperti “yaa ayyuha” “Annasu”, “yaabanii
adama”, dan sebagainya.
c. Terdapat ayat sajdah
dan lafadz “kalla” yang disebutkan 33 kali dalam 15 surat akhir setengah
al-Qur’an.
2. Ciri-ciri Madaniyah
a. Ayat serta suratnya
panjang dan kurang berirama.
b. Terkandung ajakan
untuk berjihad mencari syahid di jalan Allah.
c. Menerangkan tentang
hokum-hukum Islam dan hukum-hukum kriminal.
d. Menjelaskan tentang
keburukan kaum Munafik.
e. Berisi jaminan
pertolongan Allah kepada orang-orang mukmin dari serangan musuh.
C.
Teori-teori penentuan Makiyah dan
Madaniyah
1. Teori Mulahazhatu
Makani al-Nuzuli ( Teori geografis/ tempat turunnya wahyu)
2. Teori Mulahahzah
al-Mukhathabina fi al- Nuzuli ( Teori subjektif/subjek yang dikhitab).
3. Teori Mulahazhatu
Zamani al-Nuzulu (teori historis/waktu turunnya ayat).
4. Teori Mulahazhatu Ma
Tadhammanat as-Surratu (teori berdasarkan cerita).
D.
Manfaat mempelajari Makiyah dan Madaniyah
1. Mengetahui perbedaan
dan tahap-tahap dakwah Islamiyah
2. Mengetahui berbagai
bentuk Bahasa dalam al-Qur’an.
3. Mengetahui sejarah
persyariatan hokum-hukum Islam.
4. Mengetahui urutan
turunnya ayat.
5. Membantu menafsirkan
al-Qur’an
E.
Penelitian surat Makiyah dan Madaniyah
1. Berdasarkan laporan
para sahabat Nabi SAW yang menyaksikan langsung bagaimana dan dimana wahyu
turun.
2. Melalui ijtihad para ulama berdasarkan ciri-ciri surat atau ayat
BAB IV
KODIFIKASI AL-QUR’AN
A.
Kodifikasi Al-Qur’an pada Masa Rasulullah
SAW
Pengumpulan
ayat-ayat al-Qur’an pada masa Nabi SAW terbagi menjadi dua kategori, yakni (1)
Pengumpulan dalam dada, dengan cara menghafal, menghayati dan mengamalkan. (2)
Pengumpulan dalam dokumen, dengan cara menulisnya pada kitab,atau diwujudkan
dalam bentuk ukiran.
1. Proses Pemeliharaan
al-Qur’an
a. Al-qur’an di lauh
mahfuz ( disisi Allah), al-Qur’an terjaga dengan sempurna.
b. Al- Qur’an dalam
proses diturunkan ke bumi dijaga malaikat dari setan.
c. Al-Qur’an disisi
Rasulullah SAW, beliau melaksanakan amanah risalah dengan sempurna, menyambut
baik turunnya wahyu al-Qur’an. Lalu dijaga dan dihafalkan secara cermat dan
menyampaikannya kepada para sahabat dengan baik.
2. Penulis (Kuttab)
resmi al-Qur’an
a. Zayd bin Tsabit
(sebagai sekertatis Nabi SAW seoanjang hidupnya).
b. Abdullah bin Said (
sekretaris Nabi SAW pertama saat di Mekkah).
c. Usman bin Affan.
d. Ali bin Abi Thalib (
penulis naskah-naskah perjanjian Nabi SAW dengan non muslim).
e. Ubay bin Ka’b
(sekertaris Nabi SAW setelah diajukan langsung oleh ayahnya).
f.
Mu’awiyah bin Abi Sufyan (sekertaris Nabi
SAW setelah diajukan langsung oleh ayahnya).
3. Penulis al-quran
yang tidak resmi. Abu Bakar As-Sidiq, Umur bin Khatab, Zubair bin Awwam, Kholid
bin said, Tsabit bin Qays, Mughirah bin Syu’bah, Mu’az bin Jahal,dan lain
sebagainya.
4. Alat/benda yang
digunakan untuk menulis al-quran potongan kulit,pelepah kurma,
bebatuan,tulang,dan lain-lain.
5. Al-qur’an tidak
dikodifikasikan dalam satu mushaf,karena:
a. Ayat-ayatnya masih
berlangsung turun secara acak antara ayat satu dengan ayat yang lain dari surat
yang berbeda.
b. Tertib ayat tidak
seperti tertib turunnya.
c. Wahyu turun dalam
waktu yang singkat. (tidak lebih dari 23 tahun).
d. Tidak ada motivasi
yang mendesak untuk menyatukan al-qur’an dalam satu mushaf.
B.
Kodifikasi Al-Qur’an pasca Nabi SAW
1. Masa khalifah Abu
Bakar dan Umar. Terjadinya peranag Yamamah yang menewaskan lebih dari 70 orang
huffaz membuat Umar meminta Abu Bakar sebagai khalifah untuk mengadakan
pengumpulan al-qur’an dalam satu mushaf. Sehingga, walaupun awalnya masih ragu,
akhirnya Abu Bakar segera mengutus Zaid bin Tsabit untuk melaksanakan hal itu.
Kurang lebih 15 bulan, akhirnya al-qur’an terkumpul dalam suhuf-suhuf. Setelah
Abu Bakar wafat,suhuf-suhuf tersebut dipegang oleh Umar dan setelah Umar wafat,
suhuf-suhuf itu disimpan disimpan oleh hafshah anak Umar yang terjaga merupakan
istri Rasulullah SAW yang pandai menulis dan pandai membaca.
2. Masa Khalifah Usman.
Terjadi pertikaian mengenai berbagai bentuk mushaf yang beredar. Mushaf dari
Abu Bakar dan mengintrusikan untuk menyebarluaskan mushaf tersebut ke berbagai
wilayah, serta memusnahkan semua mushaf lain yang beredar.
3. Mushaf sahabat lain:
a. Ubay bin Kaab yang
mushafnya berpengaruh di bagian besar daerah Siria.
b. Abdullah bin Mas’ud
yang mushafnya mendominasi daerah Kufa.
c. Abu Musa al-As’ari
yang mushafnya memperoleh pengakuan masyarakat Basrah.
d. Miqd ibn Aswad yang
mushafnya diikuti penduduk kita Hims.
e. Ibn Abbas yang jumlah keseluruhan surat dalam mushafnya sebanyak 116 surat.
BAB V
ASBABUN NUZUL
A. Pengertian Asbabun
Nuzul
Secara Bahasa, Asbabun Nuzul berasal dari kata
Asbab (sebab-sebab) dan an-Nuzul (turun). Jadi Asbabun Nuzul berarti
sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya al-Qur’an. Dalam arti lain, Asbabun
Nuzul berarti ayat-ayat yang berkenaan dengan hokum, diturunkan kepada
Rasulullah SAW untuk menjadi keterangan bagi suatu perkara yang telah berjadi.
B. Macam-macam Asbabun
Nuzul
1. Sebagai tanggapan
atas suatu peristiwa umum.
2. Sebagai tanggapan
atas suatu peristiwa khusus.
3. Sebagai jawaban atas
pertanyaan kepada Nabi SAW
4. Sebagai jawaban dari
pertanyaan Nabi
5. Sebagai tanggapan
atas pertanyaan yang bersifat umum.
6. Sebagai tanggapan
terhadap orang-orang tertentu.
C. Manfaat dan urgensi
Asbabun Nuzul
1. Mengetahui rahasia
dan tujuan Allah SWT mensyar’iatkan agamanya melalui ayat-ayat al-qur’an.
2. Memudahkan pemahaman
al-qur’an secara besar
3. Memperkuat hafalan
al-qur’an
4. Membantu dalam
memahami dan mengatasi ketidakpastian dalam menangkap pesan ayat-ayat al-qur’an
5. Mengatasi keraguan
ayat yang diduga mengandung pengertian umum.
6. Mengidentifikasi
pelaku yang menyebabkan al-qur’an turun.
7. Memantapkan
wahyu-wahyu ke dalam hati yang mendengarkan.
8. Mentashkhikan hukum,
meskipun dengan shigot yang khusus.
BAB VI
NASIKH MANSUKH
A.
Pengertian Ilmu Nasikh Mansukh
Nasikh berasal dari
kata Nasakho, Tansakhu, dan Nasukhon yang berarti hilangkan dan hapuskan. Dalam
arti lain, ilmu Nasikh Mansukh adalah ilmu yang membahas tentang penghapusan
atau penghilangan dan pengangkatan hukum syara’ yang sesuai dengan perintah
atau khitbah Allah yang dating kemudian.
B.
Macam-macam Nasikh Mansukh
1. Nasikh al-qur’an
dengan al0qur’an
2. Nasikh al-qur’an
dengan sunah Rasulullah SAW
a. Al-qur’an
dinasakhkan dengan hadist ahad.
b. Al-qur’an
dinasakhkan dengan sunah mutawatir.
3. Nasikh Sunnah
Rasulullah SAW dengan al-qur’an
4. Nasikh sunah
Rasulullah SAW dengan nasikh sunah Rasulullah SAW
a. Mutawatir
dinasakhkan dengan mutawatir
b. Ahad dinasakhkan
dengan ahad
c. Ahad dinasakhkan dengan muatawatir
BAB VII
MUNASABAH
A.
Pengertian Munasabah
Munasabah secara
Bahasa berarti jiwa. Secara terminologis berarti segi-segi hubungan antar
kalimat dalam ayat, antara ayat satu dengn ayat lain, serta antara satu surat
dengan surat yang lain. Jadi ilmu munasabah adalah untuk mengetahui hubungan
antar ayat dan antar surat, serta untuk mengetahui urutan bacaan ayat.
B.
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan
Munasabah
Munasabah dicetuskan
pertama kali oleh Abu Bakar Al-Naisaburi (w.234H) Baghdad. Dalam
perkembangannya munasabah meningkat menjadi salah satu cabang dari Ulumul
Qur’an. Kemudian muncul tokoh-tokoh seperti Ahmad bin Ibrahim dan Burhan Abidin
yang membahas munasabah secara spesifik. Ulama berikutnya menyusun pembahasan
munasabah secara khusus seperti kitab Al-Burhan fi Manasah tartib al-Qur’an
karya Ahmad ibn Ibrahim Al-Andalusi (w.807H). dan yang lainnya.
C.
Kedudukan munasabah dalam menafsirkan
Al-Qur’an\
Munasabah ayat
sangat membantu dalam menerangkangkan makna yang terkandung dalam ayat, bahkan
fungsinya mirip dengan Asbabun Nuzul. Akan tetapi munasabah berkaitan dengan
pengetahuan yang diperoleh melalui ijtihad, sedangangkan Asbabun Nuzul terkait
dengan pengetahuan yang di peroleh dari riwayah.
D.
Manfaat mempelajari Munasabah
1. Mengetahui hubungan
antar bagian-bagian al-Qur’an.
2. Mengetahui mutu dan
tingkat kebhalaghan Bahasa al-Qur’an yang menunjukan bahwa Al-Qur’an
benar-benar wahyu dari Allah.
3. Membantu menafsirkan
Al-Qur’an.
4. Menepis anggapan orang bahwa tema-tema Al-Qur’an kehilangan relavansi antar bagiannya.
BAB VIII
ILMU FAWATIHUS SUWAR
A.
Pengertian Fawatihus Suwar
Fawatihus Suwar
adalah kalimat-kalimat yang dipakai untuk pembukaan dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
B.
Macam-macam pembuka surat
1. Pujian :
a. Al-Tahmid:
al-fatihah, al-an’am, al-kahfi, saba’,Fathir.
b. Al-Tabaruk:
al-Furqan, al-Mulk
c. Al-Tasbih : al-Isra,
al-Hadid, al-Hasyr, al-Shaff, al-Jumuah, al-Taghabun, al-A’la
2. Potongan huruf
hija’iyah:
a. Diawali dengan huruf
(muwahhadah) : shad, qaf, nun.
b. Diawali dengan huruf
(musanna) : al-mu’min, fushshillat, al-dhukan, al-jaziyah, al-ahqaf, toha,
an-naml,yasin, asy-syuraa, az-zuhruf.
c. Diawali dengan tiga huruf
(mutsalatshah) : al-baqarah, ali imran, al-ankabut, ar-rum, luqman, al-sajadah,
yunus, hud, yusuf, Ibrahim,al-hajr, asy-syuraa, al-qashash
d. Diawali dengan empat
huruf (muraba’ah) : al-ra’d, al-a’raf.
e. Diawali dengan lima
huruf : Maryam.
3. Fawatihus Suwar yang
merupakan ayat-ayat mutasyabihat:
a. Seruan
1) Panggilan kepada
Nabi: Al-ahzab, al-muzamil, al-mudasir.
2) Panggilan kepada
orang-orang Mukmin : al-maidah, al-hujurat, al-muntahabah
3) Panggilan kepada
manusia : an-nisa, al-hajj.
C.
Hikmah ayat mutasyabih sebagai Fawatihus
Suwar
1. Memperlihatkan
kelemahan akal manusia.
2. Teguran bagi
orang-orang yang mengutak ngatik ayat mutsyabih.
3. Mempermudah dalam
mempelajari al-Qur’an
4. Adanya penunjuk
terhadap tema pembahasan surat dan tujuan-tujuannya.
BAB IX
MUHKAM DAN MUTASYABIH
A. Pengertian Muhkam
dan Mutsyabih
Muhkam ialah ayat-ayat yang mempunyai makna
jelas, baik lafadz maupun maksudnya,sehingga tidak menimbulkan keraguan,
kekeliruan dan penafsiran lain. Ayat yang termasuk muhkam yakni naskhdan
zhahir. Sedangkan mutasyabih ialah ayat-ayat yang maknanya belum jelas. Ayat
yang termasuk mutasyahbih yakni muzmal,muawal, musykil dan mubham (ambigu)
B. Sebab-sebab adanya
ayat mutasyahbih
1. Kesamaran lafal
a. Kesamaran karena
mufrad.
b. Kesamaran karena
murokab.
c. Kesamaran makna
ayat.
d. Kesamaran lafal dan
makna ayat.
C. Macam-mavam ayat
mutsyahbih
1. Ayat mutsayahbih
yang hanya diketahui Allah (seperti ayat tentang surga, neraka, kiamat, dan
lain sebagainya).
2. Ayat mutsyahbih yang
bisa diketahui orang dengan pembahasan dan pengkajian yang mendalam.
3. Ayat mustasyahbih
yang hanya diketahui oleh pakar ilmu dan sains
D. Pendapat para ulama
mengenai ayat mutsyabih
1. Pendapat jumhur ulama
Ahlus Sunnah dan sebagian ahli Ra’yi mengatakan bahwa ayat mutsyabih cukup
diimani saja, tidak perlu pena/wilan dan makna ayat mutayabih, kecuali ayat
mutayabih yang menerangkan keagungan Allah.
2. Ibnu Daqiqi al-‘id
mengatakan bahwa dalam pena’wilan ayat mutasyabih sepadan dengan Bahasa arab
dan jika tidak, maka ditangguhkan wa’winnya tersebut. Dan ayat mutasyabih
tersebut cukup diimani tanpa perlu pengamalan.
E. Hikmah dibalik Ayat
Muhkam dan Mutasyabih
1. Sebagai ujian
keimanan bagi manusia.
2. Untuk mempperkuat
kedudukan al-Qur’an sebagai penjelas dan petunjuk bagi manusia.
3. Sebagai motivasi bagi umat Islam untuk menggali maksud isi yang terkandung dalam al-Qur’an.
BAB X
I’JAZUL QUR’AN
A.
Pengertian I’jazul Qur’an
Secara etimologis,
I’jaz berarti melemahkan/ membuktikan ketidakmampuan pihak lain. Sedangkan
secara terminologis I’jaz berarti pembuktian kebenaran Nabi SAW atas pengakuan
kerasulannya dengan cara menunjukan kelemahan orang-orang Arab yang menentang.
Jadi, I’jazul Qur’an adalah kemampuan yang dimiliki al-Qur’an untuk membuktikan
kenabian Nabi Muhammad SAW dan melemahkan para penantangnya dalam membuat hal
serupa.
B.
Nama lain Mu’jizat
1. Irhas: dimiliki oleh
calon Nabi
2. Karomah: dimiliki
oleh para wali/orang suci.
3. Ma’unah : dimiliki
manusia pada umumnya.
4. Istidros : dimiliki
oleh orang fakir/kafir.
5. Sihir : dimiliki
oleh seseorang dengan bantuan setan.
C.
Unsur-unsur dalam Mu’jizat
1. Berupa peristiwa
luar biasa.
2. Terjadi pada orang
yang mengaku Nabi
3. Mengandung tantangan
terhadap siapapun yang meragukan.
D.
Tantangan Al-Qur’an ditujukan kepada:
1. Seluruh umat manusia
2. Siapapun yang
mengetahui al-quran
3. Kaum mukminin, untuk
meneguhkan keimanan mereka.
4. Kepada orang-orang
kafir yang tidak meyakininya.
E.
Macam-macam Mu’jizat
1. Hisayah
a. Hanya untuk
orang-orang yang menyaksikannya.
b. Terjadi pada selain
Al-qur’an
2. Aqliyyah
a. Hanya bisa diketahui
dengan akal dan pemikiran mendalam
b. Berlaku sepanjang
masa
c. Bisa dirasakan/
diketahui oleh siapapun yang memiliki cahaya pengetahuan khusus dan mata hati
yang bersih.
d. Hanya terjadi pada
al-quran
F.
Fungsi mu’jizat Al-qur’an
1. Sebagai bukti
kerasulan Nabi Muhammad SAW
2. Sebagai bukti
kebenarannya sebagai firman Allah
3. Untuk meneguhkan
keimanan kaum beriman
4. Melemahkan kaum
kuffar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar